Rabu, 30 Mei 2012

sejarah indonesia


Perjuangan Konstitusional Organisasi - Organisasi
Pergerakan Nasional

1. Pendidikan Nasional Indonesia (PNI baru).
Tidak adanya lagi aksi dari P.N.I (Partai Nasional Indonesia) selama waktu pemeriksaan perkaranya oleh hakim (Januari 1930- April 1931) menimbulkan rasa kecewa pada pemimpin-pemimpin rendahan dan anggota-anggotanya, yang akif , tetapi berhubung dengan perintah pengurus besar (Mr. Sartono) tidaklah dapat dikerjakan apa-apa. Inilah sebabnya, maka mereka itu bekerja juga dibeberapa tempat dengan mengadakan studieclub mempelajari semangat ; bahkan study club yang di Jakarta mempunyai nama sendiri ( yaitu Studie club Nasional Indonesia). Anggota-anggota inilah juga yang mencela keras pembubaran P.N.I itu seminggu sesudah keputusan Landraad Bandung dikuatkan oleh Rand Van Justitie.Pembubaran itu ialah terjadi masih sebelum pemerintah menunjuk partai itu sebagai suatu partai yang terlarang. Menuruti pendirian partai itu untuk selalu memperhebat pertentangan antara Pemerintah dengan rakyat yang terperintah , maka mereka itu lebih suka meneruskan aksi dan menantikan pembubaran itu dilakukan oleh pemerintah sendiri.
Ketika Mr. Sartono, ketua muda P.N.I yang mengurus P.N.I sesudah penangkapan Ir. Sukarno, akhirnya mendirikan Partindo dengan tiada bantuan mereka yang tidak bersenang hati dan orang-orang ini tidak memasuki partai yang baru itu, maka semua studieclub itu dengan sendirinya mendapat cap organisasi-organisasi orang-orang yang menyingkirkan diri!
Meniru studieclub di Jakarta, maka ketika itu pun juga studieclub yang lain-lain jadi dapat bentuk-bentuk serta nama-nama yang tetap (studieclub di Bandung bernama Studieclub itu didirikan sebuah organisasi social, bernama Perhimpunan Kemajuan Kebangsaan Indonesia (P.K.K.I) barang kali buat sementara hendak mengumpulkan orang-orang yang tidak bias bergabung dalam studiclub itu.
Dalam bulan Nopember 1931 Komite Perikatan Golongan Merdeka mengadakan rapat di Jakarta ; Komite ini didirikan guna memperoleh perikatan secara organisasi ; untuk memperkokoh kedudukan terhadap Partindo, yang dengan beraksi dalam organisasi sudah dengan lekas dapat menarik sebagian besar dari pengikut-pengikut P.N.I lama itu, maka dianggap perlulah adanya sebuah organisasi persatuan dari Golongan Merdeka.
Organisasi persatuan ini lahir pada akhir Desember 1933 di Yogya , bernama pendidikan Nasional Indonesia, yang berdasarkan Nasionalisme dan demokrasi. Ia berpendapat, bahwa suatu Tanah Air yang merdeka akan tercapai dengan jalan mendidik rakyat menyiapkannya dan menganjurkannya dalam hal kebatinan dan keorganisasian hingga bisa diadakann suatu aksi rakyat umum berdasarkan demokrasi untuk kemerdekaan itu.
Menilik keadaannya juga P.N.I yang baru ini , menjunjung sikap non-koperasi.  P.N.I baru mengadakan dalam tahun 1932 banyak rapat-rapat propaganda, di rapat-rapat ini dibicarakanlah antara lain : riwayat kolonisasi bangsa Belanda, riwayat pergerakan bangsa Indonesia , Kemerdekaan Indonesia, Peperangan Lautan teduh, kedudukan tanah-tanah jajahan dan daya upaya untuk mencapai kemerdekaan, persatuan, kapitalisme, imperialism. Waktu kongresnya yang pertama yang diadakan dalam bulan Juni di Bandung organisasi ini mempunyai kira-kira 2.000 anggota .Jabatan ketua partai dipangku sejak bulan September 1932 oleh Drs. Moh.Hatta, yang baru saja pulang dari Negara Belanda.
Partai itu dalam tahun 1933 sudah mempunyai 65 cabang (35 daripadanya ialah cabang ) ia mencoba mendapat pengikut-pengikut terutama dalam kalangan penduduk desa.
Aksi dan hasil P.N.I baru itu menyebabkan mula-mula a) diperintahkan, supaya polisi diperintahkan bertindak lebih keras di rapat-rapat dan kemudian b) diadakan larangan bagi pegawai negeri menjadi anggota partai itu (27 juni 1933) lalu ada pula c) larangan bagi partai itu mengadakan rapat-rapat diseluruh Indonesia (1 Agustus 1933), sedangkan akhirnya diambil banyak aturan dengan jalan d) beberapa penangkapan dalam bulan Pebruari 1934 Moh Hatta ditangkap dan diasingkan .
Dengan cepat sesudah penangkapan itu, P.N.I membentuk pengurus besar yang baru.Pengurus besar ini kemudian ditangkap juga, berhubungan dengan tulisan dalam perwataan.Penangkapan atas diri pemimpin-pemimpin yang tinggian, ditambah pula denagn tidak mungkinnya mengadakan rapat-rapat itu, menyebabkan P.N.I menjadi amat sukar bekerja.

2. Partai Indonesia (P.I. atau Partindo)
Pemimpin-pemimpin P.N.I lama yang selama Januari 1930- April 1931 tinggal diam-diam dan sesudah pengesahan oleh Raad Van Justiie atas putusan Landraad Bandung lalu membubarkan partai itu (akhir April 1931), tidaklah membiarkan itu demikian saja. Bertambah-tambahnya aksi dari pihak kaum koperator (antara lain terbukti oleh lahirnya P.R.I dan P.B.I), keluarnya S.I (Desember 1930) dari P.P.P.K.I pastilah dengan maksud akan memperkuat kedudukannya dalam dunia pergerakan yang terlepas daripada P.N.I lama itu, semuanya itu menyebabkan perlunyamendirikan suatu partai non-koperasi yang baru dengan selekas-lekasnya.
Pada 30 April 1931 disiarkanlah bahwa Partai Indonesia telah didirikan dengan bertujuan Indonesia merdeka. Tujuan ini akan dicapai dengan jalan a) perluasan hak-hak politik da perteguhan keinginan menuju suatu pemerintah rakyat berdasarkan demokrasi, b) perbaikan perhubungan-perhubungan dalam masyarakat, c) perbaikan keadaan ekonomi Rakyat Indonesia. Sebagai oleh P.N.I lama yang sudah bubar itu, pun oleh Partindo diingati kepentingan si pemerintah berlawanan terus-menerus dengan kepentingan si terperintah, oleh sebab itu rakyat Indonesia harus pada usahanya mencapai kemerdekaan nya itu bersandar atas kekuatan dan kesanggupan sendiri.Jadi partai itu (seperti P.N.I lama) juga menganut asas “selfhelp” dan non-koperasi dan berdiri netral terhadap agama. Juga Partindo berpendapat, bahwa aksi rakyat umum (bercorak demokrasi dan nasional) adalah cara kerja yang paling baik untuk mencapai maksud itu. Pemimpin Partindo ialah Mr.Sartono.
Pantai ini mengadakan 5 panitia, yaitu tentang sekolah pemimpin, pengajaran kebangsaa, koperasi, pergerakan sekerja dan pewartaan, partai itu dalam bulan Oktober 1931 mempunyai 12 cabang (berasal dari sebagian cabang-cabang P.N.I lama), antaranya cabang Jakarta yang terbesar beranggota kira-kira 1700. Dalam bulan Oktober 1932 banyaknya cabang-cabang sudah 24, beranggota kira-kira 7.000.Dalam tahun 1933 Partindo telah mempunyai 71 cabang (antaranya ada 24 cabang), beranggota kira-kira 20.000.
3. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Pada 24 Mei 1937 didirikan di Jakarta Gerindo oleh bekas-bekas anggota Partindo. Tujuan dan usahanya sama dengan Partindo, tapi Gerindo menjujung asas koperasi, jadi mau bekerja bersama-sama dengan pemerintah jajahan. Gerindo untuk rakyat umum, yang berusaha mencapai bentuk pemerintahan Negara berdasarkan kemerdekaan di lapangan politik, ekonomi, dan social.Partai Gerindo mengadakan kongres nya yang pertama pada 20-24 Juli 1938 di Jakarta.
Kongres yang yang kedua, diadakan pada 1-2 Agustus 1939 di Palembang.Dengan menyatakan bahwa usaha Gerindo ialah memperteguh ekonomi Indonesia dan untuk memperkuat pertahanan negeri dengan menjunjung pertahanan pikiran tentang milisi rakyat.Kongres itu mengambil keputusan menyetujui masuknya Gerindo kedalam Gapi dan juga menyetujui pemecatan yang sudah dilakukan atas diri Mr. Moh.Yamin.
Dalam tahun 1940 tidak ada kongres, tetapi pada 1 oktober tahun itu dipilih pengurus besar yang baru, dengan jalan pemilihan bersurat (referendum).
Ketua            : Drs. A.K. Gani ( Dokter di Palembang)
Ketua muda : Mr. Sartono
Penulis           : R. Wilopo
Kongres yang ke-3 yang diadakan pada 10-12 oktober 1941.
4. Partai Persatuan Indonesia (Parpindo)
Pemecatan atas Mr. Yamin dari Gerindo, kemudian Mr. Yamin mendirikan suatu perkumpulan yang dinamakan Parpindo. Partai ini bekerja sama dengan pemerintah dan berusaha mencapai kemajuan kearah suatu masyarakat dan bentuk Negara, yang tersusun menurut keinginan rakyat. Partai ini mempergunakan sebagai dasarnya :
a)      Social-nasionalisme (nasionalisme bersendi atas persatuan Indonesia yang sempurna dan atas kedaulatan rakyat)
b)      Social-demokrasi (demokrasi rakyat umum)
Parpindo itu sebagian terdiri atas orang-orang yang melompat dari kalangan Gerindo dan ia tidak disukai umum, karena ia tidak terlahir daripada kebutuhan politik yang sungguh-sungguh.

5. P.S.I.I., Parii (Partai Islam Indonesia), Penyedar, P.I.I dan P.S.I.I ke-2
Pada tahun 1931 komite mengadakan suatu kongres Al-Islam untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan Islam.P.S.I.I. beranggotakan kira-kira 4.000 sampai akhirnya mencapai 23.000.pergerakan Al-Islam Indonesia yang berdiri di bawah pengaruh P.S.I.I. itu mengadakan kongres bulan April 1932 di Malang. Kemudian semua orang yang memisakan diri dari P.S.I.I. dan yang di pimpin oleh Dr . Sukirman, membentuk suatu perkumpulan dengan nama Partai Islam Indonesia (Parii) di Yogya.  Organisasi tersebut tidak berlangsung lama, sehingga pada awal Desember 1938 dibentuklah suatu partai di Solo dengan nama Partai Islam Indonesia (P.I.I). meskipun namanya sama, tetapi pengurusnya berlainan dengan nama Parii, pemimpin-pemimpin Muhamadiyah, dan pemimpin-pemimpin perserikatan pemuda Islam.
Program perjuangan mengandung :
Politik :
1. Dasar cara pemerintah harus bersifat demokratis.
2. mengadakan suatu parlemen dan dewan-dewan yang tulen.
3. menjalankan hak memilih yang umum dan langsung.
Agama :
1. Perbaikan pemakaian masjid serta uang masjid
2. pencabutan segala jenis sokongan kepada lembaga-lembaga agama.
Ekonomi :
Mendesak kepada pemerintah supaya mengadakan kesempatan bagi penduduk untuk mendapat penghidupan dan pekerjaan.
Pajak :
1.      Meringankan segala beban yang memberatkan termasuk pajak bumi.
2.      Penghapusan segala peraturan yang memberatkan rakyat dalam hal politik-ekonomi.
Social :
1.      Menagadakan undang-undang untuk melindungi pekerjaan pekerja.
2.      Memejukan urusan kesehatan rakyat.
Kehakiman:
Penghapusan kehakiman bercorak dua.
Pengurus terdiri dari :
Ketua: Wiwoho, K.B Hadikusumo, Wali Al-Fatah, Faried Ma’ruf, H.A Hamid, Dr Kartono, A. Kahar Musakir, Mr.Kasmat,
Penasehat : K.H Mansur.
Tetapi berhubungan dengan maklumat tentang keadaan persiapan perang, yang menyebabkan aksi-aksi politik tidak diizinkan sehingga P.I.I yang masih muda terpaksa memperhentikan aksinya dalam bulan juni 1940.
Sementara itu, P.S.I.I tidak berdiam diri pada pertemuan konggresnya memutuskan pemecatan atas diri ketua muda Dewan Partai S.M. Kartosuwiryo. Sebab pemecatan adalah Kartosuwiryo dan teman-temannya telah menyatakan bantahan dengan cara  yang dipandang tidak baik oleh P.S.I.I., mengabungkan diri dengan Gapi karena mereka tidak setuju dengan gerakan mencapai parlemen. Karena pemecatan itulah, selekas-lekasnya mereka mendirikan di dalam badan P.S.I.I. juga, tetapi ini dengan badan yang kedua atau disebut P.S.I.I ke-2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar