Rabu, 30 Mei 2012

sejarah nasional indonesia


Peristiwa G.30 S/PKI
1 Latar Belakang Kudeta G-30 S/PKI
Sejak awal tahun 1965, PKI telah mempersiapkan perebutan kekuasaan politik, yang dilaksanakan secara cermat dan akurat. Yang pertama adalah dicanangkannya slogan ofensif revolusioner, yaitu sejumlah pimpinan partai diturunkan kedaerah-daerah untuk menyelenggarakan rapat-rapat umum. Sukses PKI dalam membekukan lawan politiknya yang tangguh merupakan prestasi yang luar biasa pada awal 1965. Ofensive revolusioner semakin ditingkatkan sesudah hari ulang tahun PKI bulan Mei 1965.
Pada sidang pleno IV CC PKI tanggal 11 Mei 1965, D.N.Aidit menyampaikan laporannya yang berjudul Perketat Ofensif Revolusioner di segala bidang. Kepada setiap jajaran organisasi masa PKI untuk mempersiapkan diri dalam rangka merebut kekuasaan politik , karena menurut PKI kondisi social, politik, dan militer di dalam negeri telah kondusif untuk melakukan itu.
Menjelang akhir agustus 1965 pimpinan biro khusus PKI terus menerus mengadakan pertemuan-pertemuan, yang kesimpulannya dilaporkan kepada ketua CC PKI D.N.Aidit. kemudian diputuskan oleh Aidit bahwa gerakan perebutan kekuasaan akan dipimpin langsung oleh D.N Aidit sebagai pemimpin tertinggi gerakan, Sjam Kamaruzzaman ditetapkan sebagai pimpinan pelaksanaan gerakan, Pono ditunjuk sebagai wakil pimpinan gerakan, dan Bono ditetapkan sebagai pimpinan bagian observasi. Selanjutnya kepada Sjam selaku pimpinan pelaksana gerakan diinstrusikan untuk mengadakan persiapan-persiapan terakhir menjelang pelaksanaan gerakan.
Berdasarkan instruksi tersebut, sejak tanggal 6 September 1965 pimpinan Biro Khusus PKI berturut-turut mengadakan rapat-rapat rahasia dengan beberapa orang oknum ABRI yang telah lama dibina yang digelari sebagai perwira progresif revolusioner untuk membicarakan persiapan kudeta. Mulai dari rapat pertama hingga akhirnya pada rapat ketujuh tanggal 22 September 1965 dirumah Sjam, dalam rapat itu ditetapkan penentuan sasaan gerakan bagi tiap-tiap pasukan. Yang akan bergerak menculik atau membunuh para jenderal Angkatan Darat diberi nama pasukan Pasopati. Pasukan territorial dengan tugas utama menduduki objek vital, gedung RRI, dan gedung-gedung telekomunikasi diberi nama pasukan Bimasakti. Pasukan yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan di Lubang Buaya diberi nama pasukan Gatotkaca. Rapat ini berakhir pada rapat yang kesepuluh pada tanggal 29 September 1965, kesemuanya dilakukan di rumah Sjam.
Sementara rapat-rapat Biro Khusus berlangsung, surat kabar PKI harian rakyat pada edisi 26 September 1965. Adanya tulisan-tulisan yang merupakan isyarat akan terjadinya suatu peristiwa, tetapi tidak ditanggapi oleh masyarakat. Setelah persiapan-persiapan terakhir menjelang kudeta dibicarakan dalam rapat-rapat rahasia oleh tokoh-tokoh pelaksana utama dibawah pimpinan Sjam, ditetapkan bahwa gerakan akan dimulai pada hari kamis malam tanggal 30 September 1965, gerakan ini dinamakan Gerakan 30 September (G-30 S/PKI atau Gestapu/PKI).
2 Pemberontakan G-30 S/PKI
Secara fisik militer gerakan dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa ( Pasukan Pengawal Presiden ) selaku pimpinan formal seluruh gerakan. Mereka mulai bergerak pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, didahului dengan gerakan penculikan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi dan seorang pewira pertama  Angkatan Darat. Kesemuanya dibawa kedesa Lubang Buaya. Meraka dianiaya dan akhirnya dibunuh oleh anggota-anggota Pemuda Rakyat, Gerwani, dan lain-lain organisasi. Semua jenazah dimasukkan kedalam sebuah sumur tua lalu ditimbun dengan sampah dan tanah.
Keenam perwira tinggi yang dibunuh tersebut adalah :
1.      Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) Letnan Jenderal Ahmad Yani,
2.      Deputi II Pangad, Mayor Jendral R.Suprapto,
3.      Deputi III Pangad, Mayor Jenderal Harjono Mas Tirtodarmo,
4.      Asisten I Pangad, Mayor Jenderal Siswondo Parman,
5.      Asisten IV Pangad, Brigadier Jenderal Donald Izacus Pandjaitan,
6.      Inspektur Kehakiman /Oditur Jenderal Angkatan Darat, Brigadier Jenderal Soetojo Siswomiharjo.
Jenderal Abdul Haris Nasution, Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata (Menko Hankam / Kasab) berhasil meloloskan diri dari penculikan, tetapi putrinya Ade Irma Suryani tewas akibat tembakan penculik. Ajudannya, Letnan Satu Piere Andries Tendean menjadi sasaran penculikan karena sepintas lalu dalam kegelapan wajahnya mirip Jenderal Nasution. Turut tewas Brigadier Polisi Karel Satsuit Tubun, pengawal rumah wakil Perdana Mentri II dr. J.Leimana yang rumahnya dekat dengan rumah Jenderal A.H Nasution.
Pasukan G-30 S/PKI juga menguasai objek vital yaitu studio RRI Pusat Jalan Medan Merdeka Barat, dan Gedung PN Telekomunikasi di jalan Medan Merdeka Selatan.
3 Penumpasan G 30 S/PKI
Hanya sehari setelah PKI mencetuskan pemberontakannya, penumpasan terhadap mereka pun dimulai. Penumpasan PKI dimulai di Jakarta kemudian Penumpasan di Daerah – daerah.

3.1  Penumpasan PKI di Jakarta
Pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, G 30 S/PKI masih menguasai studio RRI dan Kantor Telekomunikasi. Melalui RRI, Letnan Kolonel Untung mengumumkan dekrit pembentukan  Dewan Revolusi sebagai sumber kekuasaan negara dan mendemisionerkan Kabinet Dwikora.
Upaya PKI untuk merebut pemerintahan RI tersebut segera dihadang oleh kekuatan yang setia kepada Pancasila dan senantiasa waspada terhadap tindakan PKI. Di Jakarta, kekuatan itu berada dibawah Panglima Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad), Mayor Jendral Soeharto. Setelah mengetahui bahwa negara dalam keadaan bahaya, Panglima Kostrad bertindak dengan cepat untuk memulihkan kekuasaan pemerintahan di ibu kota.
Tindakan yang pertama diambilnya adalah mengadakan koordinasi. Ia mencoba menghubungi Presiden Soekarno, tetapi tidak berhasil. Koordinasi kemudian dilanjutkan dengan menghubungi Menteri/Panglima Angkatan Laut dan Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian. Menteri/Panglima Angkatan Udara tidak berhasil dihubungi, karena mereka memihak kepada PKI. Setelah melakukan koordinasi, Pangkostrad memutuskan untuk segera mengadakan penumpasan terhadap pemberontak.
Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai pada sore hari tanggal 1 Oktober 1965. Dalam waktu singkat ABRI yang dipimpin oleh Maynr Jendral Soeharto berhasil menyelamatkan Republik Indonesia dari ancaman komunisme. Hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa Pancasila mampu membuktikan diri sebagai kekuatan yang besar dan dijunjung tinggi oleh bangsa indonesia.
Malam harinya, melalui RRI, Mayor Jendral Soeharto menjelaskan kepada rakyat Indonesia tentang adanya perebutan kekuasaan negara oleh kelompok yang menamakan dirinya Gerakan Tiga Puluh September. Ia juga menambahkan bahwa masyarakat diharapkan tenang dan waspada. Pidato itu mematahkan semangat para pemberontak. Setelah keadaan ibu kota dapat dikuasai kembali, penumpasan langsung ditujukan kebasis uatama G 30 S/PKIyang berada disekitar dipangkalan udara Halim Perdanakusuma. Tanpa mengalami kesulitan, pada pagi hari, tanggal 2 Oktober 1965, Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dapat dikuasai.
Selanjutnya, ABRI mengadakan pencarian terhadap perwira – perwira Angkatan Drat yang diculik oleh PKI ke kampung Lubang Buaya, Jakarta Timur. Pencarian ketempat itu dilakukan atas petunjuk seorang polisi, Ajun Brigadir Polisi Sukitman mengetahui tempat itu karena sebelumnay ia memang ikut tawanan oleh PKI dan dibawa ketempat itu. Akan tetapi, ia berhasil melarikan diri.
Di desa Lubang Buaya itulah jenazah para perwira tinggi angkatan darat itu dikubur dalam sebuah sumur tua yang bergaris tengah kurang dari satu meter dengan kedalaman 12 meter. Luka – luka yang terdapat pada jenazah itu menunjukan bahwa mereka disiksa dengan kejam sebelum dibunuh. Pengangkatan jenazah dilakukan pada tanggal 4 Oktober. Keesokan harinya, bertepatan di Hari Ulang Tahun ABRI tanggal 5 Oktober 1965, para perwira Angkatan Darat itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Para korban di anugerahi Pahlawan Revolusi dan diberikan kenaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi secara anumerta.
Untuk penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI dan pemulihan keamanan akibat pemberontakan itu, pemerintah membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Mayor Jendral Soeharto ditunjuk sebagai Panglima Kopkamtib. 
3.2 Penumpasan di Daerah – Daerah
Keadaan di Jawa Tengah juga gawat karena ditempati ini PKI juga melakukan pemberontakan dengan kekuatan bersenjata, seperti halnya di Jakarta. Di Semarang, Kolonel Suhirman, Asisten l Kodam VII/Diponegoro, menyatakan dukungannya kepada pemberontak G 30 S/PKI. Pemberontak G 30 S/PKI menguasai Markas Kodam VII/Diponegorodan dijadikan sebagai pusat gerakan. Di Yogyakarta, pemberontak G 30 S/PKI menculik Komandan Korem 072/Pamungkas, Kolonel Katamso, dan Kepala Staf Korem 072, Letnan Kolonel Sugiono. Kedua Perwira itu dibunuh dengan kejam.
Pengumuman RRI Jakata bahwa Jakarta telah dikuasai kembali oleh ABRI menimbulkan dampakyang besar. Untuk menumpas dan membersihkan sisa – sisa G 30 S/PKI secara lebih intensif Mayor Jendral Soeharto mengirim pasukan RPKAD dibawah pipinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Pasukan G 30 S/PKI di Jawa Tengah mulai patah semangat. Akhirnya, pimpian pemberontak di Semarang, Kolonel Suhirman, dan kawan – kawannya melarikan diri keluar kota. Kesatuan yang mendukung PKI dapat diinsyafkan.
Selanjutnya, satu demi satu kota – kota yang tadinya dikuasai oleh pemberontak G 30 S/PKI berhasil direbut kembali. Sejak tanggal 5 Oktober 1965 secara fisik militer keamanan dalam jajaran Kodam VII/Diponegoro telah pulih kembali. Akan tetapi, setelah kekuatan militer PKI dapat dihacurkan, di Jawa Tengah timbul gerakan pengacauan berupa sabotase dan pembunuhan yang dilakukan oleh massa PKI terhadap rakyat. Berkat kerja sama ABRI dan rakyat, keamanan dan ketertiban dapat dijaga.
Sementara itu, pemimpin – pemimpin PKI yang belum tertangkap berusaha mengadakan konsolidasi. Mereka mempersiapkan pemberontakan bersejata dengan dukungan para petani. Untuk melaksanakan rencan itu, secar diam – diam dan rahasia mereka menyusun kompro – kompro (komite proyek) sebagai basis kembalinya PKI. Salah satu kompro yang paling besar adalah Kompro Blitar Selatan. Di sini PKI berhasil mempengaruhi rakyat. Namun, ABRI segera mencium usaha PKI itu. Penumpasan terhadap Kompro Blitar Selatan dilakukan dengan sebuah operasi yang dinamakan  Operasi Trisula sejak tanggal 3 Juli 1968. Operasi itu berhasil membongkar basis pertahanan PKI.
Penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI di tempat – tempat lain di Indonesia dilakukan dengan melakukan operasi teritorial. Usaha penangkapan terhadap tokoh – tokoh PKI dilakukan karena umumnya pendukung G 30 S/PKI tidak sempat melakukan gerakan perebutan kekuasaan. Di daerah Jawa Timur dan Bali memang terjadi kekacauan penculikan dan pembunuhan, tetapi dalam waktu singkat keadaan dapat ditertibkan kembali.
Penyelesaian aspek politik mengenai pemberontakan G 30 S/PKI akan ditangani secara langsung oleh Presiden Soekarno. Namun, karena berlarut – larut dan tidak ada ketegasan timbullah aksi – aksi yang menuntut penyelesaian secara politis bagi mereka yang terlibat G 30 S/PKI.
 Pada tanggal 26 Oktober 1965, semua kekuatan yang anti komunis mengkokohkan diri dalam satu barisan, yaitu Front Pancasila. Setelah itu, muncul gelombang demonstrasi yang menuntut agar PKI dibubarkan. Aksi – aksi itu dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda, mahasiswa dan pelajar. Dan akhirnya G 30 S/PKI dapat di tumpas dan Indonesia memasuki Orde Baru

sejarah indonesia


Perjuangan Konstitusional Organisasi - Organisasi
Pergerakan Nasional

1. Pendidikan Nasional Indonesia (PNI baru).
Tidak adanya lagi aksi dari P.N.I (Partai Nasional Indonesia) selama waktu pemeriksaan perkaranya oleh hakim (Januari 1930- April 1931) menimbulkan rasa kecewa pada pemimpin-pemimpin rendahan dan anggota-anggotanya, yang akif , tetapi berhubung dengan perintah pengurus besar (Mr. Sartono) tidaklah dapat dikerjakan apa-apa. Inilah sebabnya, maka mereka itu bekerja juga dibeberapa tempat dengan mengadakan studieclub mempelajari semangat ; bahkan study club yang di Jakarta mempunyai nama sendiri ( yaitu Studie club Nasional Indonesia). Anggota-anggota inilah juga yang mencela keras pembubaran P.N.I itu seminggu sesudah keputusan Landraad Bandung dikuatkan oleh Rand Van Justitie.Pembubaran itu ialah terjadi masih sebelum pemerintah menunjuk partai itu sebagai suatu partai yang terlarang. Menuruti pendirian partai itu untuk selalu memperhebat pertentangan antara Pemerintah dengan rakyat yang terperintah , maka mereka itu lebih suka meneruskan aksi dan menantikan pembubaran itu dilakukan oleh pemerintah sendiri.
Ketika Mr. Sartono, ketua muda P.N.I yang mengurus P.N.I sesudah penangkapan Ir. Sukarno, akhirnya mendirikan Partindo dengan tiada bantuan mereka yang tidak bersenang hati dan orang-orang ini tidak memasuki partai yang baru itu, maka semua studieclub itu dengan sendirinya mendapat cap organisasi-organisasi orang-orang yang menyingkirkan diri!
Meniru studieclub di Jakarta, maka ketika itu pun juga studieclub yang lain-lain jadi dapat bentuk-bentuk serta nama-nama yang tetap (studieclub di Bandung bernama Studieclub itu didirikan sebuah organisasi social, bernama Perhimpunan Kemajuan Kebangsaan Indonesia (P.K.K.I) barang kali buat sementara hendak mengumpulkan orang-orang yang tidak bias bergabung dalam studiclub itu.
Dalam bulan Nopember 1931 Komite Perikatan Golongan Merdeka mengadakan rapat di Jakarta ; Komite ini didirikan guna memperoleh perikatan secara organisasi ; untuk memperkokoh kedudukan terhadap Partindo, yang dengan beraksi dalam organisasi sudah dengan lekas dapat menarik sebagian besar dari pengikut-pengikut P.N.I lama itu, maka dianggap perlulah adanya sebuah organisasi persatuan dari Golongan Merdeka.
Organisasi persatuan ini lahir pada akhir Desember 1933 di Yogya , bernama pendidikan Nasional Indonesia, yang berdasarkan Nasionalisme dan demokrasi. Ia berpendapat, bahwa suatu Tanah Air yang merdeka akan tercapai dengan jalan mendidik rakyat menyiapkannya dan menganjurkannya dalam hal kebatinan dan keorganisasian hingga bisa diadakann suatu aksi rakyat umum berdasarkan demokrasi untuk kemerdekaan itu.
Menilik keadaannya juga P.N.I yang baru ini , menjunjung sikap non-koperasi.  P.N.I baru mengadakan dalam tahun 1932 banyak rapat-rapat propaganda, di rapat-rapat ini dibicarakanlah antara lain : riwayat kolonisasi bangsa Belanda, riwayat pergerakan bangsa Indonesia , Kemerdekaan Indonesia, Peperangan Lautan teduh, kedudukan tanah-tanah jajahan dan daya upaya untuk mencapai kemerdekaan, persatuan, kapitalisme, imperialism. Waktu kongresnya yang pertama yang diadakan dalam bulan Juni di Bandung organisasi ini mempunyai kira-kira 2.000 anggota .Jabatan ketua partai dipangku sejak bulan September 1932 oleh Drs. Moh.Hatta, yang baru saja pulang dari Negara Belanda.
Partai itu dalam tahun 1933 sudah mempunyai 65 cabang (35 daripadanya ialah cabang ) ia mencoba mendapat pengikut-pengikut terutama dalam kalangan penduduk desa.
Aksi dan hasil P.N.I baru itu menyebabkan mula-mula a) diperintahkan, supaya polisi diperintahkan bertindak lebih keras di rapat-rapat dan kemudian b) diadakan larangan bagi pegawai negeri menjadi anggota partai itu (27 juni 1933) lalu ada pula c) larangan bagi partai itu mengadakan rapat-rapat diseluruh Indonesia (1 Agustus 1933), sedangkan akhirnya diambil banyak aturan dengan jalan d) beberapa penangkapan dalam bulan Pebruari 1934 Moh Hatta ditangkap dan diasingkan .
Dengan cepat sesudah penangkapan itu, P.N.I membentuk pengurus besar yang baru.Pengurus besar ini kemudian ditangkap juga, berhubungan dengan tulisan dalam perwataan.Penangkapan atas diri pemimpin-pemimpin yang tinggian, ditambah pula denagn tidak mungkinnya mengadakan rapat-rapat itu, menyebabkan P.N.I menjadi amat sukar bekerja.

2. Partai Indonesia (P.I. atau Partindo)
Pemimpin-pemimpin P.N.I lama yang selama Januari 1930- April 1931 tinggal diam-diam dan sesudah pengesahan oleh Raad Van Justiie atas putusan Landraad Bandung lalu membubarkan partai itu (akhir April 1931), tidaklah membiarkan itu demikian saja. Bertambah-tambahnya aksi dari pihak kaum koperator (antara lain terbukti oleh lahirnya P.R.I dan P.B.I), keluarnya S.I (Desember 1930) dari P.P.P.K.I pastilah dengan maksud akan memperkuat kedudukannya dalam dunia pergerakan yang terlepas daripada P.N.I lama itu, semuanya itu menyebabkan perlunyamendirikan suatu partai non-koperasi yang baru dengan selekas-lekasnya.
Pada 30 April 1931 disiarkanlah bahwa Partai Indonesia telah didirikan dengan bertujuan Indonesia merdeka. Tujuan ini akan dicapai dengan jalan a) perluasan hak-hak politik da perteguhan keinginan menuju suatu pemerintah rakyat berdasarkan demokrasi, b) perbaikan perhubungan-perhubungan dalam masyarakat, c) perbaikan keadaan ekonomi Rakyat Indonesia. Sebagai oleh P.N.I lama yang sudah bubar itu, pun oleh Partindo diingati kepentingan si pemerintah berlawanan terus-menerus dengan kepentingan si terperintah, oleh sebab itu rakyat Indonesia harus pada usahanya mencapai kemerdekaan nya itu bersandar atas kekuatan dan kesanggupan sendiri.Jadi partai itu (seperti P.N.I lama) juga menganut asas “selfhelp” dan non-koperasi dan berdiri netral terhadap agama. Juga Partindo berpendapat, bahwa aksi rakyat umum (bercorak demokrasi dan nasional) adalah cara kerja yang paling baik untuk mencapai maksud itu. Pemimpin Partindo ialah Mr.Sartono.
Pantai ini mengadakan 5 panitia, yaitu tentang sekolah pemimpin, pengajaran kebangsaa, koperasi, pergerakan sekerja dan pewartaan, partai itu dalam bulan Oktober 1931 mempunyai 12 cabang (berasal dari sebagian cabang-cabang P.N.I lama), antaranya cabang Jakarta yang terbesar beranggota kira-kira 1700. Dalam bulan Oktober 1932 banyaknya cabang-cabang sudah 24, beranggota kira-kira 7.000.Dalam tahun 1933 Partindo telah mempunyai 71 cabang (antaranya ada 24 cabang), beranggota kira-kira 20.000.
3. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Pada 24 Mei 1937 didirikan di Jakarta Gerindo oleh bekas-bekas anggota Partindo. Tujuan dan usahanya sama dengan Partindo, tapi Gerindo menjujung asas koperasi, jadi mau bekerja bersama-sama dengan pemerintah jajahan. Gerindo untuk rakyat umum, yang berusaha mencapai bentuk pemerintahan Negara berdasarkan kemerdekaan di lapangan politik, ekonomi, dan social.Partai Gerindo mengadakan kongres nya yang pertama pada 20-24 Juli 1938 di Jakarta.
Kongres yang yang kedua, diadakan pada 1-2 Agustus 1939 di Palembang.Dengan menyatakan bahwa usaha Gerindo ialah memperteguh ekonomi Indonesia dan untuk memperkuat pertahanan negeri dengan menjunjung pertahanan pikiran tentang milisi rakyat.Kongres itu mengambil keputusan menyetujui masuknya Gerindo kedalam Gapi dan juga menyetujui pemecatan yang sudah dilakukan atas diri Mr. Moh.Yamin.
Dalam tahun 1940 tidak ada kongres, tetapi pada 1 oktober tahun itu dipilih pengurus besar yang baru, dengan jalan pemilihan bersurat (referendum).
Ketua            : Drs. A.K. Gani ( Dokter di Palembang)
Ketua muda : Mr. Sartono
Penulis           : R. Wilopo
Kongres yang ke-3 yang diadakan pada 10-12 oktober 1941.
4. Partai Persatuan Indonesia (Parpindo)
Pemecatan atas Mr. Yamin dari Gerindo, kemudian Mr. Yamin mendirikan suatu perkumpulan yang dinamakan Parpindo. Partai ini bekerja sama dengan pemerintah dan berusaha mencapai kemajuan kearah suatu masyarakat dan bentuk Negara, yang tersusun menurut keinginan rakyat. Partai ini mempergunakan sebagai dasarnya :
a)      Social-nasionalisme (nasionalisme bersendi atas persatuan Indonesia yang sempurna dan atas kedaulatan rakyat)
b)      Social-demokrasi (demokrasi rakyat umum)
Parpindo itu sebagian terdiri atas orang-orang yang melompat dari kalangan Gerindo dan ia tidak disukai umum, karena ia tidak terlahir daripada kebutuhan politik yang sungguh-sungguh.

5. P.S.I.I., Parii (Partai Islam Indonesia), Penyedar, P.I.I dan P.S.I.I ke-2
Pada tahun 1931 komite mengadakan suatu kongres Al-Islam untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan Islam.P.S.I.I. beranggotakan kira-kira 4.000 sampai akhirnya mencapai 23.000.pergerakan Al-Islam Indonesia yang berdiri di bawah pengaruh P.S.I.I. itu mengadakan kongres bulan April 1932 di Malang. Kemudian semua orang yang memisakan diri dari P.S.I.I. dan yang di pimpin oleh Dr . Sukirman, membentuk suatu perkumpulan dengan nama Partai Islam Indonesia (Parii) di Yogya.  Organisasi tersebut tidak berlangsung lama, sehingga pada awal Desember 1938 dibentuklah suatu partai di Solo dengan nama Partai Islam Indonesia (P.I.I). meskipun namanya sama, tetapi pengurusnya berlainan dengan nama Parii, pemimpin-pemimpin Muhamadiyah, dan pemimpin-pemimpin perserikatan pemuda Islam.
Program perjuangan mengandung :
Politik :
1. Dasar cara pemerintah harus bersifat demokratis.
2. mengadakan suatu parlemen dan dewan-dewan yang tulen.
3. menjalankan hak memilih yang umum dan langsung.
Agama :
1. Perbaikan pemakaian masjid serta uang masjid
2. pencabutan segala jenis sokongan kepada lembaga-lembaga agama.
Ekonomi :
Mendesak kepada pemerintah supaya mengadakan kesempatan bagi penduduk untuk mendapat penghidupan dan pekerjaan.
Pajak :
1.      Meringankan segala beban yang memberatkan termasuk pajak bumi.
2.      Penghapusan segala peraturan yang memberatkan rakyat dalam hal politik-ekonomi.
Social :
1.      Menagadakan undang-undang untuk melindungi pekerjaan pekerja.
2.      Memejukan urusan kesehatan rakyat.
Kehakiman:
Penghapusan kehakiman bercorak dua.
Pengurus terdiri dari :
Ketua: Wiwoho, K.B Hadikusumo, Wali Al-Fatah, Faried Ma’ruf, H.A Hamid, Dr Kartono, A. Kahar Musakir, Mr.Kasmat,
Penasehat : K.H Mansur.
Tetapi berhubungan dengan maklumat tentang keadaan persiapan perang, yang menyebabkan aksi-aksi politik tidak diizinkan sehingga P.I.I yang masih muda terpaksa memperhentikan aksinya dalam bulan juni 1940.
Sementara itu, P.S.I.I tidak berdiam diri pada pertemuan konggresnya memutuskan pemecatan atas diri ketua muda Dewan Partai S.M. Kartosuwiryo. Sebab pemecatan adalah Kartosuwiryo dan teman-temannya telah menyatakan bantahan dengan cara  yang dipandang tidak baik oleh P.S.I.I., mengabungkan diri dengan Gapi karena mereka tidak setuju dengan gerakan mencapai parlemen. Karena pemecatan itulah, selekas-lekasnya mereka mendirikan di dalam badan P.S.I.I. juga, tetapi ini dengan badan yang kedua atau disebut P.S.I.I ke-2.


sejarah asia tenggara 2


Bersatunya Negara Vietnam di Bawah
Pengaruh Komunis

Keadaan di Vietnam Selatan makin hari makin buruk, setelah tahun 1960 lahir FPNVS (Viet Cong) atau bisa disebut juga dengan Komunis Vietnam yang dipimpin oleh Nguyen Huu Tho. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk melawan rezim Saigon Rezim Saigon yang kaku, tertutup, dan kurang memperhatikan nasib rakyat dan Imperialis Amerika, menciptakan Vietnam Selatan yang sempurna dan bebas dari campur tangan bangsa asing,ingin mempersatukan seluruh Vietnam, dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi yang dimanifestasikan melalui Revolusi Sosial. Gerakan ini dapat berkembang pesat dalam waktu yang singkat, dan 90% daerah pedesaan telah dikuasai, serta menamakan usaha gerakannya sebagai perang pembebasan. Menurut Fred Schwarz gerakan ini memang punya daya tarik untuk memikat rakyat meliputi:
a.       Rasa ingin bebas dari kapitalisme, dimana sangat menguntungkan bagi rakyat yang              tertindas yang membutuhkan banyak materi.
b.      Filsafat Materialisme, disini unsur materilah yang dinilai sebagai unsur untuk memenuhi kebahagiaan dalam hidup.
c.       Kebanggaan intelektual, dimana mereka dapat memprotes bentuk ketidakadilan dan kepincangan pemerintah.
d.      Agama yang tidak memenuhi kebutuhan manusia, disini agama dianggap sebagai penghambat melawan kemiskinan.
Pada 6 Juni 1969, bertempat ditengah hutan yang merupakan pusat gerakan Viet Cong, diadakan suatu pertemuan tokoh-tokoh gerakan front pembebasan tersebut yang terdiri dari 88 orang anggota dan 72 orang peninjau yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat. Pada tanggal 8 Juni 1969 pertemuan berakhir dan hasilnya adalah pembentukan pemerintahan sendiri yang diberi nama pemerintahan sementara revolusi Vietnam Selatan (PSRVS) yang selanjutnya disebut pemerintahan sementara dan melalui siaran resmi dari Hanoi pada tanggal 9 Juni 1969 pemerintahan sementara disahkan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Phung Vam Vung dan wakilnya Nguyen Van Kiet serta Nguyen Doan.Terbentuknya pemerintahan sementar merupakan kelanjutan dari strategi Viet Cong menantang Rezim Saigon.Posisi Rezim Saigon terancam sehingga kalau tidak ada dukungan dari AS mungkin Rezim Saigon kalah apalagi setelah dikeluarkannya Doktrin Nixon yang intinya pengurangan pasukan Amerika dari wilayah Asia Tenggara.Doktrin Nixon ini bertujuan untuk sedikit demi sedikit meletakkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Vietnam Selatan.Tetapi kebijaksanaan ini keluar pada saat yang kurang tepat karena tentara komunis dan Vietnam Utara terus mengalir ke Selatan untuk memperkuat kedudukan Viet Cong.
1. Kepemimpinan Saigon    
            Saigon adalah Rezim yang rapuh dan tidak akan bertahan tanpa bantuan pihak asing. Secara tradisional rakyat Vietnam mengakui legitimasi suatu pemerintahan berdasarkan konsep konfusianisme tentang Mandate Of Heaven (seorang raja boleh tetap berkuasa selama ia menjalankan prinsip kebaikan dan keadilan, tetapi bila yang terjadi sebaliknya maka ia kehilangan mandat dan pemberontakan rakyat akan terjadi untuk meruntuhkan raja itu. Bila teori gaya otokratik dan gaya demokratik diterapkan pada kepemimpinan politik Vietnam Utara maupun Selatan memilih gaya yang pertama. Keadaan ini diderita oleh seluruh Rezim Selatan sejak Rezim Ngodinh Diem sampai dengan Rezim Nguyen Van Thieu. Para pemimpin komunis telah berhasil menggerakkan setiap bentuk perlawanan terhadap dominasi asing dan rezim Saigon yang dipandang sebagai rezim yang korup dan tidak mau tahu akan aspirasi rakyatnya, sedangkan kebutuhan immateril dan bentuk idealisme perjuangan untuk menegakkan kemerdekaan bangsa yang bebas dari domninasi polkitik dan militer asing dari sebagian rakyat Vietnam ditemukan pada tingkah laku pemimpin-pemimpin komunis.
            Tujuan dan program Viet Cong cukup menggelisahkan pemimpin-pemimpin Saigon, dan dukungan dari rakyat didapatkan untuk melancarkan Revolusi Sosial, Front ini menginginkan perubahan sosial secara drastis untuk menjawab jeritan sosial. Rezim Saigon dipandang sebagai boneka Amerika yang dapat mentelantarkan rakyat, sehingga rezim ini dianggap tidak sah.rezim Ngo Dinh Diem dikenal sebagai rezim katolik yang fanatik, walaupun seorang tokoh yang tidak korup tetapi sifatnya yang otoriter dan diktatorial telah mengundang perlawanan keras terhadap rezimnya. Penonjolan katolisme yang keterlaluan dari rezim Diem semakin memanaskan situasi dan memperhebat perlawanan.Kaum buddhisme melihat orang-orang katolik diberi hak istimewa, selain itu rezim Diem ingin menjadikan katolik sebagai agama negara. Pada 9 Mei 1963 kaum Budis mengadakan demontrasi di Hue, tetapi bantuan Amerika datang, sehingga Diem dianggap tidak mampu untuk merebut sokonhan rakyat atau menghadapi tantangan politiknya.
            Ngo Dinh Diem sangat tergantung pada Amerika Serikat, sehingga rezim sesudahnya tinggal meneruskan ketergantungan itu.Selanjutnya adalah rezim Nguyen Van Thieu, pada rezim ini korupsi telah menjalar pada hampir semua jaringan kekuasaan danmengalami pula krisis legitimasi yang juga dialami rezim-rezim sebelumnya. Dari kejadian ini semua bisa dikatakan bahwa kultur politik Vietnam Selatan terjadi sistem korupsi yang meluas itu tidak saja menunjukan bahwa tokoh militer dan sipil sangatlah lemah dan tak pantas untuk dihormati. Pimpinan yang korup dan ketergantungan pada pihak asing merupakan sifat tambahan Vietnam Selatan, selain itu rezim Saigon dipandang telah meninggalkan nilai-nilai tradisi kemasyarakatan yaitu nilai-nilai luhur.
            Perang Vietnam adalah suatu pertunjukan maut.Kehancuran dibidang fisik menurut catatan statistik Departemen Pettahanan Amerika Serikat sanmpai April 1970. Kehancuran akhlak selama pendudukan Amerika Serikat dapat dilihat pada pertambahan yang menyolok angka pelacur dan pelayan bar.
2.Bersatunya Vietnam Utara dan Selatan
            Pada April 1975 Vietnam memasuki babak terakhir.Beberapa tahun sebelumnya rencana Amerika Serikat untuk mengundurkan diri dari Vietnam membuat kegelisahan Presiden Nguyen Van Thieu.Disini Amerika terdesak untuk segera pergi dari Vietnam karena terikat oleh perjanjian Paris 1973.Setelah 2 tahun 3 bulan setelah persetujuan Paris 1973, rezim Saigon menyerah tanpa syarat.Perubahan politik di Vietnam dan Khmer pada April 1975 terjadi sangat cepat.Pada 17 April Phnom Phen jatuh, 21 April Thieu meletakkan jabatannya.Moral tentara Saigon merosot secara drastis hingga banyak derah yang ditinggalkannya tanpa pertempuran.Bulan April 1975, berakhirlah suatu lakon dipanggung sejarah Asia Tenggara.Kejatuhan Saigon berarti sekitar 45.000.000 rakyat Vietnam berada dibawah komunisme Vietnam.


            Persetujuan Genewa 1954 yang membelah Vietnam menjadi dua tidak dipercayai Ho Chi Minh sebagai garis batas yang abadi. Pada 27 Januari 1973 Persetujuan Paris telah ditandatangani oleh Amerika Serikat, Vietnam Utara, Vietnam Selatan dan Viet Cong yang sebenarnya merupakan suatu integral dari strategi Viet Cong dan Vietnam Utara, untuk menguasai seluruh Vietnam sesuai dengan konsep Ho Chi Minh. Bagi kaum Komunis persetujuan ini sangat menguntungkan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa impak yang menoojol dari Persetujuan Paris 1973 adalah keruntuhan rezim Saigon dan cepatnya proses penyatuan Vietnam dibawah Hanoi.
            Perjuangan pembebasan FPNVS telah memegang teguh nilai kemasyarakatan yang sudah mengakar.Landasan itulah yang sekarang diuji oleh PSRVS dalam membangun negara atas dasar kemerdekaan, perdamaian dan kerukunan nasional.PSRVS telah membuktikannya sesaat pengambil alihan kekuasaan pemerintah yang berjalan begitu serempak tanpa kecanggungan.Tetapi nampaknya usaha penyatuan antara kedua Vietnam itu tidak terlalu lama lagi karena kesamaan bahasa dan kebudayaan, maka dapat dikatakan bahwa modal, moral maupun material sudah cukup memungkinkan untuk bersatunya kembali Vietnam. Sebagai langkah reunifikasi wakil Vietnam Utara dibawah pimpinan Thruong Chinh dengan wakil Vietnam Selatan adalah Pham Hung mengadakan pertemuan dan persetujuan atas:
a.       Pembentukan panitia yang akan menyelenggarakan pemilihan umum untuk menetapkan keanggotaan majelis Nasional seluruh Vietnam,
b.      Penetapan tanggal pemilihan umum,
c.       Penetapan tanggal sidang pertama dari badan hasil pemilihan umum.
Pada tanggal 25 April 1976 diselenggarakan pemilihan umum anggota majelis nasional Vietnam yang 2 bulan kemudian setelah pemilihan umum, terbentuklah negara kesatuan yang bernama Republik Sosialis Viet, yang memilih Hanoi sebagai ibukotanya.

sejarah amerika


Keterlibatan Amerika dalam Konflik Vietnam

Perjanjian Jenewa yang diharapkan bisa mengakhiri konflik diantara pihak-pihak yang saling bertentangan, hasilnya malahan sebaliknya.Pembagian Vietnam menjadi dua yaitu Vietnam utara dan Vietnam selatan tidak mendatangkan kepuasan diantara kaum komunis disatu pihak dan kelompok non komunis di lain pihak. Pembagian ini justru akan memperdalam jurang pertentangan diantara kedua belah pihak, yang masing-masing akan mendatangkan campur tangan asing. Kalau dari pihak komunis ada campur tangan dari Rusia dan RRC, sedangkan dari pihak non komunis ada campur tangan dari Amerika Serikat.
1. Alasan AS Terlibat dalam konflik di Vietnam
1. Dari segi Ideologi
Bagi Vietnam utara, sebagai Negara komunis sudah barang tentu mendapat bantuan serta pengaruh dari RRC dan juga Rusia.Tindakan Negara-negara komunis semacam ini semakin menggelisahkan pihak Amerika Serikat.Ia teringat akan pengalamannya perang Korea, RRC nampak begitu ekspansionis dengan mengirim tentaranya ke kancah pertempuran. Oleh karena  itu Amerika Serikat merasa khawatir, akan meluasnya komunisme di Asia Tenggara, sehingga dirasa perlu mengadakan intervensi secara langsung di Indocina, sebagaimana telah dikatakan oleh Senator J. Kennedy, bahwa setelah jatuhnya Dien bien phu nampaknya ada kemungkinan jatuhnya Negara-negara di Asia Tenggara ketangan komunis, maka Amerika Serikat perlu secara langsung mengadakan intervensi militer. Hal ini sebagai suatu indikator bahwa Amerika Serikat ingin mengadakan intervensi militer secara langsung, ketangan Asia Tenggara, khususnya Indochina. Walaupun Nixon dalam hal ini mengatakan bahwa pemerintahan Amerika Serikat baru akan mengirimkan pasukannya bila keadaannya memaksa. Kalau demikian bahaya dan subversi komunis dinilai sebagai suatu keadaan memaksa.
2.   Dari Segi Ekonomi
Indocina khususnya dan Asia Tenggara umumnya merupakan daerah subur dan kaya dengan letaknya yang cukup strategis.Bukan hanya merupakan route perdagangan internasional, tetapi juga mewujudkan pintu gerbang dan benteng pertahanan Amerika Serikat dari barat ke timur.
3.      Dari Segi Geopolitik
RRC dan Amerika Serikat mempunyai kepentingan politik yang tidak jauh beda, sehingga tempat ini dijadikan medan persaingan yang berkepanjangan. RRC menganggap bahwa AS sebagai penghalang dalam melaksanakan dasar dan tujuan politik luar negrinya. Sebaliknya AS menilai RRC sebagai bahaya yang ekspansionis, yang mau tidak mau akan merupakan akan merupakan penghalang juga bagi kepentingan AS di Asia Tenggara. Apalagi melihat letaknya Negara yang saling bersebelahan maka dengan kata lainjatuhnya Indochina, berarti akan mempermudah menebarkan sayapnya kenegara-negara lain dalam kawasan Asia Tenggara.
2. Keterlibatan AS di Negara Vietnam
Keterlibatan AS secara langsung di Vietnam Selatan, dilihat dari situasi dan kondisinya memang sangat tepat, sebab pada saat itu akibat perang kemerdekaan dan menggantikan peranan perancis sejak tahun 1954.Vietnam selatan dalam keadaan lemah, keadaan social ekonominya menjadi tidak karuan, sedangkan situasi politik mengalami kegoncangan. Setelah perancis angkat kaki dari daerah itu, ternyata vietnam selatan tidak dapat berdiri tegak. Ini disebabkan bahwa adanya pengaruh masa sebelumnya, yaitu sifat pemerintahan yang dibentuk disana hanyalah semacam pemerintahan boneka yang selalu menggantungkan diri kepada Negara-negara yang dianggap sebagai pelindungnya.Oleh karena itu, kedatangan AS oleh pemerintahan Saigon betul-betul diterima baik.
Selanjutnya diadakan pembaharuan dan pembangunan di dalam negeri.Dalam program memajukan bangsa dan Negara Republik Vietnam Selatan ini ternyata Amerika Serikat memegang peranan penting. Ia membantu dan sangat mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan pemerintahan Vietnam Selatan, antara lain :
1.      Untuk memperkuat pertahanan Vietnam Selatan Amerika Serikat telah menempatkan sejumlah 460.000 pasukan udara dan laut. Mulai tahun 1955 Amerika Serikat betul-betul merupakan baking bagi pemerintahan Ngo Dinh Diem. Sebab AS berpendapat bahwa invansi komunis hanya bisa di bending dengan kekuatan militer.
2.      Lebih dari 100 opsir dibawah Jendral Samuel William juga didatangkan untuk melatih tentara Vietnam.
3.      Untuk menghadapi serangan dari Vietnam dari Vietnam Utara, dibentuk pasukan collective defence antara pasukan-pasukan Amerika Serikat dan pasukan-pasukan Vietnam Selatan.
3. Kegagalan Amerika Serikat dalam konflik Vietnam
*      Dari pihak generasi muda dan intelektual AS sendiri, karena mereka sudah muak melihat perang yang terus berkepanjangan sehingga merugikan keadaan dalam negeri AS sera kurangnya penghayatan terhadap aspirasi rakyat Vietnam khususnya dan bangsa Asia Tenggara umumnya. Halini merupakan kekeliruan dalam strategi politiknya.
*      Berdasarkan A.J Toynbee (sejarawan perancis) pada tahun 1969, kegagalan Amerika Serikat di Vietnam didasarkan beberapa faktor, antara lain :
1.      Asumsi Amerika Serikat
Amerika memandang Ho Chi Minh dan rakyat Vietnam dengan pandangan yang kurang tajam. Seakan-akan komunis Ho akan sama dengan komunis Mao, memang intervensi AS di Vietnam dalam rangka membendung bahaya kuning dari utara, dengan cara begini Amerika tidak mau melihat bahwa rakyat Vietnam betapapun dalamnya mereka menerima pengaruh Cina, mereka tidak pernah kehilangan identitasnya sebagai ras Vietnam, sehingga dengan demikian AS tidak dapat menentukan strategi yang tepat.
2.      Musuh tradisional Vietnam
Berakarnya peradaban Cina dinegara Vietnam semata-mata akibat penaklukan militer yang kemudian diikuti oleh imigrasi China dan proses Cinanisasi dikalangan penduduk pribumi. Berkali-kali rakyat Vietnam melawan invasi kuning tetapi selalu gagal. Barulah setelah abad ke-10 kemerdekaan dapat direbut, sekalipun masih harus bayar upeti kepada kaisar Cina. Invasi-invasi cina setelah abad10 tak pernah efektif dan tidak berlangsung lama.
Dampak dominasi Cina atas Vietnam dan perlawanan rakyat terhadapnya telah mengkristal dalam larutan sosio-kultural Vietnam dalam bentuk anti dominasi asing dengan cina sebagai musuh tradisionalnya.Anti dominasi asing yang merupakan warisan masa lampau itu terus berlangsung dan berkembang sampai masa modern ini. Siapa pun orang asing : Cina, Perancis, Jepang dan Amerika pasti mereka lawan.
3.      Intervensi Amerika
Ketelibatan AS secara langsung di Vietnam Selatan ternyata telah mendekatkan hubungan Hanoi-Peking.Tetapi hendak diingat bahwa hubungan ini terjadi karena dipaksa oleh suatu keadaan yang justru merupakan Challenge (tantangan). Dan pendekatan antara Hanoi dengan peking sebagai Responsnya. Tetapi hal itu bukan merupakan naluri dan tidak tahan lama. Kareana pada prinsipnya perasaan anti cinalahyang merupakan naluri rakyat Vietnam, yang suatu saat akan meletus bila terdapat tantangan dari kekuatan asing. Karena pada mulanya menentang dominasi Cina, maka perasaan anti cina itupun tidak pernah lenyap dari hati sebagaian besar rakyat Vietnam.Nampaknya hal ini tidak dipahami AS.
4.      Perang Kolonial dan perang terhadap komunisme
Bagi rakyat Vietnam perang melawan Jepang, Perancis dan AS merupakan perang kolonial, perang menentang dominasi asing.Akarnya telah dalam tertambat bahkan mengkristal dihati rakyat Vietnam.Dengan demikian kedatangan AS yang berslogan untuk membendung komunisme dirasakan sebagai sesuatu yang aneh dan bertentangan dengan aspirasi rakyat Vietnam.Apalagi kemudian ternyata intervensi itu mengakibatkan kehancuran yang merugikan segala aspek kehidupan rakyat.
Akibat perbedaan pandangan tentang motif perang Vietnam antara rakyat Vietnam dan AS itu telah menyeret perhatian dunia terhadap wilayah yang bernasib malang ini. Akhirnya disadari bahwa tindakan Amerika itu didasarkan atas pandangannya geopolitik yang rapuh, alturisme yang naïf, alturisme sebagai suatu pendirian yang menolong orang lain. Tetapi dalam kasus campur tangan AS di Vietnam alturisme yang menopang kecerobohan.Sebab menolong pihak non komunis yang sebenarnya merupakan rezim korup dan tidak mengakar pada rakyat.

Selasa, 29 Mei 2012

sejarah asia tenggara

EKSPANSI PERANCIS DI VIETNAM
HINGGA SITUASI PERANG KEMERDEKAAN

A.    Awal mula kedatangan bangsa perancis di indo-china

            Pangeran canh, putera sulung kaisar Gia-long yang mengikuti pigneau ke istana versailes meninngal dunia tahun 1801.Saudaranya  Minh-mang menggantikannya dan naik tahta pada tahun 1820. Ia membenci orang-orang barat yang sebelumnya menjalin hubungan baik dengan kaisar Gia-long. Ia menolak perjamjian perdagangan dengan peracis, yang di kirim oleh Louis XVIII kepadanya tahun 1825. Tahun 1826 ia juga menolak untuk menerima seorang konsul perancis dan memutuskan hubungan resmi dengan perancis.
            Ketika kaisar Gia-long meninngal dunia, ia memerintahkan para penerusnya untuk jangan sampai ada politik hukuman bagi tiga agama yang di tegakkan di kekaisarannya. Yaitu agama konfusius, budhisme, dan Kristen.Namun tidak berlaku lagi aturan itu ketika kaisar Minh-mang menjabat, karena Minh-mang seorang konfusius yang fanatic dan mengagumi kebudayaan china.Ia menghidupkan politik menghukum kepada orang kristen.
            Pengganti Minh-mang adalah putranya, Thieu-Tri(1841-1847). Ia menghidupkan kembali politik penghukuman bagi para missionaries bahkan dengan kekuatan yang lebih besar. Ia sendiri merupakan orang yang kurang cakap dalam memerintah. Ia tidak menyadari bahwa di dapatnya hongkong oleh inggris dan juga pembukaan lima buah pelabuhan china bagi perdagangan eropa telah memasukan era baru di timur jauh.Perancis tidak lagi menyerah pada perlakuan yang di lakukan terhadap missionaries-misionaris dan saudagar-saudagarnya oleh Thieu-Tri.
Dengan demikian bulan pebruari 1843, ketika lima orang missionaries sedang menunggu kematiannya di penjara Hue, perancis mengirimkan sebuah kapal perang kecil, Heroin di bawah komandan Leveque. Ia meminta kaisar Thieu-Tri untuk membebaskan para missionaries yang di tahan tersebut. Tindakan-tindakan ini merupakan tanda-tanda sikap baru pada pihak bangsa-bangsa eropa dan amerika serikat yang menyebabkan permintaan yang makin meningkat akan hak ex territorial. Dalam perjanjian whampoa perancis mendapatkan hak toleransi bagi orang-orang katolik di Vietnam.
            Namun kemudian, konflik yang lebih besar akhirnya muncul pada masa pemerintahan kaisar selanjutnya, yaitu kaisar Tu-Duc(1848-1883). Ia merupakan seorang penganut konfusius yang sangat taat dan berpengetahuan dalam. Ia mulai menjalankan politik hukuman bagi para missionaries bahkan dengan cara yang lebih brutal. Ia memerintahkan untuk menghancurkan pemukiman-pemukiman orang-orang Kristen dan juga membagikan tanah-tanah mereka. Para lelaki dan wanita di pisahkan dan setiap orang akan di beri tanda di pipi kiri dengan tulisan” Ta Dao dan di pipi kanan dengan nama daerah-daerah masing-masing. Ribuan meninggal karena perlakuan yang mereka terima.
            Pada waktu itu juga ia berbalik pada missionaries-missionaris eropa. Tahun 1851-1852 dua orang pendeta perancis di bunuh. M. de Montigny, konsul perancis untuk pemerintah Muangthai dan kamboja, melancarkan protes yang sangat keras kepada pihak Vietnam, dan itu di buktikan dengan melakukan pemboman terhadap benteng-benteng Vietnam di Tourane.
            Pembunuhan serta pembantaian terhadap kaum Kristen itu adalah sebuah kebodohan yang di lakukan oleh pemerintahan Tu-Duc, karena perancis di bawah kekaisaran ketiga sedang mencari alasan untuk merebut daerah Annam.Perancis mengirim beberapa skuadron angkatan laut yang kuat di perairan China.Pada tahun 1867, untuk kedua kalinya de Montigny di kirim ke Hue.Ia menyampaikan 3 buah permintaan kepada Tu-Duc, yang isinya adalah sebagai berikut:
1.      Jaminan kebebasan agama bagi orang-orang Kristen.
2.      Izin mendirikan agen perdagangan perancis di Hue
3.      Pengakuan bagi pengangktan seorang konsul perancis di sana.
Namun permintaan itu di tolak. Penolakan itu segera mendapat reaksi dari perancis,Segera setelah kantor di rebut oleh pasukan perancis, awal tahun 1858, akhirnya melalui perjanian Tientsin pasukan perancis spanyol di bawah Admiral Rigault de Geaunouliy berhasil menguasai Tourane. Tiba di sana benteng-benteng segera di padamkan kegiatannya dan sebuah pasukan pendudukan kecil di daratkan.
Sekarang perancis siap membangun kekaisaran baru di indo-china.Gerakan-gerakan berikut di lakukan dengan menguasai dan menyelidiki aliran sungai Mekong.Pada tahun 1881, serangan perancis telah di lancarkan di tongking.Kapten henry rivere merebut Hanoi pada bulan april 1882, tapi gerakan pemberontakan kemudian di lakukan oleh Tu-Duc, yang kemudian mulai melancarkan serangan untuk menguasai kembali Hanoi. Dalam pemberontakan itu kapten Henry Rievere tewas, dan itu menimbulkan sikap ofensif dari perancis. Di bawah jenderal Jullas Ferry, perancis menakkhlukan Tongking, dan juga istana Ava.Sebuah pasukan expedisi di kirim ke Hanoi di bawah pimpinan jenderal Bouet.Dan Admiral Courbet di tempatkan dalam tugas pasukan angkatan laut.
Setelah hampir sebagian wilayah Vietnam dapat di kuasai akhirnya menteri luar negeri Vietnam secara pribadi datang dengan bendera perdamaian untuk berunding.Di ketahui bahwa Tu-duc telah meninggal dunia, dan kematiannya itu di ikuti oleh krisis dinasti. Pada bulan oktober 1887, Genjatan senjata di adakan dan di sepakati bahwa semua benteng dan kapal perang di wilayah Hue akan di serahkan kepada perancis.
Beberapa hari kemudian di tanda tangani sebuah perjanjian oleh Hiep Hoa dan Marmand atas nama perancis. Dengan pasal-pasalnya Vietnam mengakui protektorat perancis dan menyerahkan kekuasaan atas hubungan luar negerinya pada perancis. Residen-residen perancis akan di tempatkan di setiap kota, dan mempunyai yurisdikasi terhadap penguasa-penguasa Vietnam. Perancis akan menduduki benteng-benteng di sungai Hue, dan semua benteng yang perlu untuk menjaga keamanan di tongking. Perjanjian itu juga menjadikan kamboja, chonchin-china, annam dan tongking, sebagai Union Indochinoise.
B.     Perang Kemerdekaan Di Vietnam
Gerakan kemerdekaan vietnam yang merupakan manifestasi dari sikap anti dominasi asing, sebenarnya sudah ada pada zaman kuno. Kemudian sikap tersebut diperuncing dengan politik kolonial Perancis yang kaku dan tak kenal keadilan, ia menjalankan politik asimilasi, tanpa memberi kesempatan kepada vietnam menuju arah self goverment. Perlawanan timbul dimana-mana, namun perlawanan rakyat tidak ada kekompakan.Di vietnam , dalam perjuangan melawan perancis secara garis besar terdapat dua kelompok yang sulit untuk di satukan yaitu kaum komunis dan kaum nasionalis. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata kaum komunis berhasil memegang kendali dalam memimpin rakyat untuk melawan penjajah.
            Sebelum mengetahui pergerakan komunis dalam memimpin dan mengendalikan perjuangan kemerdekaan di negara-negara indocina, perlu kiranya dikemukakan sedikit tentang komunisme.Dalam taktik dan praktek perjuangan mencapai tujuan akhir, kaum komunis banyak berpegang pada ajaran marxisme-leninisme, kemudian diterangkan untuk meraih tujuan komunis harus ditempuh dengan mengadakan revolusi yang disertai kekuatan fisik. Sesuai doktrin lenin perang merupakan salah satu cara penyelesaian politik. Ho chi minh adalah peminmpin gerakan komunis di vietnam, pada tahun 1922 ho chi minh untuk pertama kalinya mengunjungi moskow, sebagai delegasi dalam kongres ke empat komunis internasional (komintern), dalam kongres itu menetapkan didirikannya suatu cabang didaerah bagian asia selatan. Gerakan komunisn vietnam yang memimpin kemerdekaan vietnam tidak lepas dari komintern karena dalam komintern ini segala kegiatan dan jaring-jaring gerakan komunis diseluruh dunia diatur, komintern sendiri didirikan oleh lenin pada tahun1919 merupakan kubu yang sangat berfungsi dan banyak memberikan bantuan kepada gerakan komunis di tiap negara yang sedang bergolak menuntut kemerdekaan, hal ini sesuai dengan kbijakan lenin  dengan strategi perang revolusionernya . geris kebijakan lenin mewajibkan semua kekuatan komunis untuk membantu gerakan-gerakan kemerdekaan.dalam jaringan-jaringan komintern selalu bermuka dua selain memperlihatkan wajah bersahabat dengan pemerintahan yang bersangkutan akan tatapi secara diam-diam ia juga membiayai gerakan bawah tanah dengan target mengkomuniskan pemerintahan yang belum komunis.
            Pada tanggal 3 februari 1930 setelah komunis disatukan oleh ho chi minh, berdirilah partai komunis vietnam yang dikenal dengan sebutan partai komunis indocina. Tujuan revolusi yang hendak dicapai telah dirumuskan terdiri dari 10 point, dan 3 point yang pokok adalah:
1.      Melawan imperialisme perancis, feodalisme dan kaum reaksioner klas kapitalis vietnam
2.      Membentuk negara vietnam yang merdeka secara penuh
3.      Mendirikan suatu pemerintahan yang terdiri dari kaum buruh, petani, dan militer.
            Pada saat PD II sudah berkobar, Jepang merupakan negara yang sangat kuat di asia. sementara itu kekuatan inggris dan Perancis menjadi lemah karena tenaganya baru dikerahkan ke eropa. Kesempatan ini di pergunakan jepang untuk menduduki daerah-daerah jajahan inggris dan perancis tidak terkecuali daerah indocina.Slah satu faktor yang mendorong jepang dengan mudah menduduki indocina yaitu kekalahan perancis dengan jerman pada tahun 1940. Karena kemenangan jerman ini maka indocina  dibawah pengawasan pemerintahan yang tunduk pada jerman, yang konsekunsinya akan menurt pula dengan jepang sebagai sahabat jermandalam pact anti comintern, pada tanggal 22 semptember 1940vichy mengijinkan jepang menduduki tongkin, kemudian pada tanggal 29 juli 1941 tercapai persetujuan antara jepang dan perancis . jepang diberi hak jalan dan hak menggunakan pangkalan-pangkalan perancis untuk kepantingan militer jepang, selain itu perancis juga mengakui kepentingan ekonomidan politik jepang di asia timur.
            Komunis sadar bahwa gerakannya belum mampu untuk bekerja sendirian melawan kekuatan jepang dan perancis, mereka masih membutuhkan pihak lain untuk membantu mendobrak kekuatan asing tersebut. Maka metode united national font sebagai bagian dari taktik komunis diterapkan, dengan slogan anti kapitalis, sama-sama senasib dan seperjuangan melawan penjajah biasanya akan menumbuhkan kekuatan dan semangat juang yang besar , sehingga optimis bahwa kekuatan penjajah dapat diusir. Kalau kekuatan asing berhasil di usir, kaum komunis akan menendang kelompok non komunis yang tadinya sama-sama berjuang. Demikian taktik komunis yang sangat licik dan tidak menghargai jasa orang lain. Konsep politik ini akan terus berlanjut yang kemudian akan melahirkan konsep “demokrasi rakyat” dengan konsep ini diharapkan partai komunis yang berorientasi ke moskow akan terbentuk susuna partai yang heterogen.
            Pergantian kekuasaan perancis kepada jepang di indocina pada bulan mei 1941, kaum komunis baru mengadakan kongres di chiangsi-propinsi kwangsi. Dalam kongres ini kaum komunis mengundangwakil-wakil dari pemuda dan golongan nasionalis. Pada 19 mei 1941 terbentuklah suatu wadah perjuanganbersama sebagai liga kemerdekaan vietnam yang di beri nama viet minh, tujuannya yaitu ingin melenyapkan perancis dan kekuasaan jepang di vietnam.
            Secara formal viet minh merupakanliga kemerdekaan yang terdiri dari berbagai golongan, namun secara material di dominasi oleh kaum komunnis. Justru viet minh itulah disamping sebagai alat untuk mencapai kemerdekaan, tetapi juga merupakan wadah untk mengembangkan pengaruh komunisme. Memang dalam perjuangannya vet minh lebih mengedepankan nasionalisme dari pada komunisme. Oleh karena itu pemimpin viet minh ho chi minh lebih di kenal oleh rakyat sebagai bapak nasionalis bukan sebagai tokoh komunis. Dengan demikian rakyat minimal akan memberi bantuan dan kekuatan masyarakat inilah merupakan faktor yang sangat penting bagi gerakan komunis  dalam mengadakan revolusi.
            Bulan agustus 1945, jepang menderita kekalahan atas tentara sekutu. Kedudukannya sebagai penguasa vietnam menjadi berantakan. Sebaliknya posisi viet minh semakin kuat, dengan mempropagandakan gerakan nasionalis pengaruh viet minh terhadap rakyat semakin kuat. Pada tanggal 25 agustus 1945bao dai yang merupakan raja ciptaan jepang menyerahkan kekuasaannya kepada ho chi minh, maka dalam masa vacuum of power ini digunakan sebaik-baiknya oleh viet minh. Pada tanggal 2 september 1945 ho chi minh mengumumkan kemerdekaan vietnam dengan sebutan republik demikrasi vietnamberpusat di hanoi.
            Setelah PD II berakhir perancis atas dukungan inggris berhasil menduduki indocina kembali.Pada tahun 1946 perang kemerdekaan untuk berikutnya tidak dapat dihindarkan.mulai tahun 1947 perancis berhasil memukul tentara viet minh di beberapa wilayah. Disamping menggunakan kekuatan senjata perancis juga menjalankan politik memecah belah. Pada bulan maret 1949 bao dei dia ngkat sebagai penguasa vietnam dibawah pengawasan perancis. Tetapi pada tahun 1949 kekuatan viet minh sudah mulai meningkat, apalagi setelah bantuan mao tse tung berhasil mendirikan republlik rakyat cina (RRC) didaratan tiongkok, posisi viet minh semakin kuat karena itu mau tse tung mengakui dan memberikan bantuan terhadap perjuangan komunis di vietnam. Pada tahhun 1951 partai komunis vietnam yang sudah dibekukkan sejak tahun 1945, dibentuk kembali dengan nama partai buruh atau dong lao dong. Pada tahun 1954 dong lao dong dan viet minh semakin membahayakan posisi perancis.
            Dien bien phu direbut perancis mulai 20 november 1953, setelah perancis dibawah komando jendral navarre mendatangkan bala bantuan dari jerman barat, afrika utara dan korea.navarre kemudian membentuk pasukan yang di persatukan oleh poskemudian dikelompokkankedalam unit-unit pasukan mobil.kekuatan yang cukup besar ini diharapkan bisa menghancur leburkan kekuatan kaum gerilya
            Namun pasukan viet minh mengadakan perlawanan dengan taktik yang diatur sedemikian rupa sehingga perancis kebingungan. Pasukan komunis menggunakan taktik yang diajarkan oleh mao tse tung “musuh maju kita mundur, musuh diam kita ganggu, musuh lemah kita serang, musuh mundur kita kejar”, gerakan perlawanan kaum komunis itu semakin kuat karena mendapat bantuan dari RRC dan Rusia. Di bawah vo nguyen giap , gerakan komunis selalu mengadakan perang dengan taktik gerilyayang lebih kuat dan meluas. Navarre percaya bahwa tidak mungkin kalau tentara viet minh dibawah vo nguyen giap berani berani menyerang benteng dien bien phu, ia membanggakan kekuatan pasukannya yang begitu besar apalagi ia mendapat bantuan dari amerika serikat.
            Kelamahan dan keteledoran pihak perancis itu, dinilai oleh jendral vo nguyen merupakan saat yang tepat untu melakukan tingkat akhir perang gerilya. Posissi perancis semakin terdesak, viet minh telah menduduki dua pertida daerah vietnam disebelah utara. Keadaan semacam ini mendorong blok barat untuk melakukan perundingan, dalam persoalan ini viet minh mendapat desakan dari RRC dan rusia agar menerima untuk diadakan perundingan tersebut.pada bulan februari empat besar amerika srikat, perancis, inggris, dan rusia mengadakan pertemuan berlin yang menyetujui akan diadakannya konpferensi membahan masalah perang korea dan indocina dan sebagai realisasinya akan diselenggarakan konferensi jenewa yang akan dimulai tanggal 26 april 1954.
            pada tanggal 13 maret vo nguyen giap mengadakan serangan terbuka terhadap benteng pertahanan dien bien phu , pada tanggal 25 april dalam situasi kegoncangan di vietnam dibukalah konferensi jenewa yang dihadiri oleh perancis,viet minh, kamboja, laos, RRC, inggris, amerika serikat, rusia korea utara dan selatan, yang lebih dikhususkan membahas perang vietnam meskipun sudah dibahas secara keseluruhan.
            Pada tanggal 7 mei 1945 pertempuran berakhir dengan kemenangan dipihak viet minh, kemenangan pasukan viet minh di benteng dien bien phu telah mempercepat proses perjanjian jenewa, pada tanggal 20 juli 1954 konferensi mencapai persetujuan dengan menghasilkan kepurusan terdiri dari 6 bab,47 pasal yang dismpulkan : mengakui kemerdekaan penuh kepada kamboja, laos, dan vietnam. Disetujui pula tentang pembagian vietnam menjadi 2 (vietnam selatan dan utara). Perancis dan republik vietnamselatan harus memindahkansemua pasukannya yang ada di utara dan berlaku sebaliknya.
            Suatu hal yang harus diperhatikan yaitu dalam persoalan penanda tanganan dari isi perjanjian tersebut. Dalam hal ini amerika serikat dan vietnam selatan tidak mau menandatangani perjanjian tersebut, keduanya tidak menyetujui poin-poin yang ada dalam perjanjian jenewa tersebut. Menilai isi perjanjian jenewa ini ternya bukan suatu akhir justru ketentuan itu melahirkan dua negara vietnam (vietnam utara dan selatan). Keputusan konferensi jenewa itu bertentangan dengan ho chi minh akan membawa peta perkembangan politik di vietman begitu unik dan kompleks, pertentangan ideologi serta ikut campur tangan asing tidak bisa dibendung lagi, dan perkembangan ini tidak terbatas divietnam, tetapi ikkut mempengaruhi perkembangan politik terhadap negara-negara tetangga.