Rabu, 30 Mei 2012

sejarah asia tenggara 2


Bersatunya Negara Vietnam di Bawah
Pengaruh Komunis

Keadaan di Vietnam Selatan makin hari makin buruk, setelah tahun 1960 lahir FPNVS (Viet Cong) atau bisa disebut juga dengan Komunis Vietnam yang dipimpin oleh Nguyen Huu Tho. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk melawan rezim Saigon Rezim Saigon yang kaku, tertutup, dan kurang memperhatikan nasib rakyat dan Imperialis Amerika, menciptakan Vietnam Selatan yang sempurna dan bebas dari campur tangan bangsa asing,ingin mempersatukan seluruh Vietnam, dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi yang dimanifestasikan melalui Revolusi Sosial. Gerakan ini dapat berkembang pesat dalam waktu yang singkat, dan 90% daerah pedesaan telah dikuasai, serta menamakan usaha gerakannya sebagai perang pembebasan. Menurut Fred Schwarz gerakan ini memang punya daya tarik untuk memikat rakyat meliputi:
a.       Rasa ingin bebas dari kapitalisme, dimana sangat menguntungkan bagi rakyat yang              tertindas yang membutuhkan banyak materi.
b.      Filsafat Materialisme, disini unsur materilah yang dinilai sebagai unsur untuk memenuhi kebahagiaan dalam hidup.
c.       Kebanggaan intelektual, dimana mereka dapat memprotes bentuk ketidakadilan dan kepincangan pemerintah.
d.      Agama yang tidak memenuhi kebutuhan manusia, disini agama dianggap sebagai penghambat melawan kemiskinan.
Pada 6 Juni 1969, bertempat ditengah hutan yang merupakan pusat gerakan Viet Cong, diadakan suatu pertemuan tokoh-tokoh gerakan front pembebasan tersebut yang terdiri dari 88 orang anggota dan 72 orang peninjau yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat. Pada tanggal 8 Juni 1969 pertemuan berakhir dan hasilnya adalah pembentukan pemerintahan sendiri yang diberi nama pemerintahan sementara revolusi Vietnam Selatan (PSRVS) yang selanjutnya disebut pemerintahan sementara dan melalui siaran resmi dari Hanoi pada tanggal 9 Juni 1969 pemerintahan sementara disahkan. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Phung Vam Vung dan wakilnya Nguyen Van Kiet serta Nguyen Doan.Terbentuknya pemerintahan sementar merupakan kelanjutan dari strategi Viet Cong menantang Rezim Saigon.Posisi Rezim Saigon terancam sehingga kalau tidak ada dukungan dari AS mungkin Rezim Saigon kalah apalagi setelah dikeluarkannya Doktrin Nixon yang intinya pengurangan pasukan Amerika dari wilayah Asia Tenggara.Doktrin Nixon ini bertujuan untuk sedikit demi sedikit meletakkan tanggung jawab keamanan kepada tentara Vietnam Selatan.Tetapi kebijaksanaan ini keluar pada saat yang kurang tepat karena tentara komunis dan Vietnam Utara terus mengalir ke Selatan untuk memperkuat kedudukan Viet Cong.
1. Kepemimpinan Saigon    
            Saigon adalah Rezim yang rapuh dan tidak akan bertahan tanpa bantuan pihak asing. Secara tradisional rakyat Vietnam mengakui legitimasi suatu pemerintahan berdasarkan konsep konfusianisme tentang Mandate Of Heaven (seorang raja boleh tetap berkuasa selama ia menjalankan prinsip kebaikan dan keadilan, tetapi bila yang terjadi sebaliknya maka ia kehilangan mandat dan pemberontakan rakyat akan terjadi untuk meruntuhkan raja itu. Bila teori gaya otokratik dan gaya demokratik diterapkan pada kepemimpinan politik Vietnam Utara maupun Selatan memilih gaya yang pertama. Keadaan ini diderita oleh seluruh Rezim Selatan sejak Rezim Ngodinh Diem sampai dengan Rezim Nguyen Van Thieu. Para pemimpin komunis telah berhasil menggerakkan setiap bentuk perlawanan terhadap dominasi asing dan rezim Saigon yang dipandang sebagai rezim yang korup dan tidak mau tahu akan aspirasi rakyatnya, sedangkan kebutuhan immateril dan bentuk idealisme perjuangan untuk menegakkan kemerdekaan bangsa yang bebas dari domninasi polkitik dan militer asing dari sebagian rakyat Vietnam ditemukan pada tingkah laku pemimpin-pemimpin komunis.
            Tujuan dan program Viet Cong cukup menggelisahkan pemimpin-pemimpin Saigon, dan dukungan dari rakyat didapatkan untuk melancarkan Revolusi Sosial, Front ini menginginkan perubahan sosial secara drastis untuk menjawab jeritan sosial. Rezim Saigon dipandang sebagai boneka Amerika yang dapat mentelantarkan rakyat, sehingga rezim ini dianggap tidak sah.rezim Ngo Dinh Diem dikenal sebagai rezim katolik yang fanatik, walaupun seorang tokoh yang tidak korup tetapi sifatnya yang otoriter dan diktatorial telah mengundang perlawanan keras terhadap rezimnya. Penonjolan katolisme yang keterlaluan dari rezim Diem semakin memanaskan situasi dan memperhebat perlawanan.Kaum buddhisme melihat orang-orang katolik diberi hak istimewa, selain itu rezim Diem ingin menjadikan katolik sebagai agama negara. Pada 9 Mei 1963 kaum Budis mengadakan demontrasi di Hue, tetapi bantuan Amerika datang, sehingga Diem dianggap tidak mampu untuk merebut sokonhan rakyat atau menghadapi tantangan politiknya.
            Ngo Dinh Diem sangat tergantung pada Amerika Serikat, sehingga rezim sesudahnya tinggal meneruskan ketergantungan itu.Selanjutnya adalah rezim Nguyen Van Thieu, pada rezim ini korupsi telah menjalar pada hampir semua jaringan kekuasaan danmengalami pula krisis legitimasi yang juga dialami rezim-rezim sebelumnya. Dari kejadian ini semua bisa dikatakan bahwa kultur politik Vietnam Selatan terjadi sistem korupsi yang meluas itu tidak saja menunjukan bahwa tokoh militer dan sipil sangatlah lemah dan tak pantas untuk dihormati. Pimpinan yang korup dan ketergantungan pada pihak asing merupakan sifat tambahan Vietnam Selatan, selain itu rezim Saigon dipandang telah meninggalkan nilai-nilai tradisi kemasyarakatan yaitu nilai-nilai luhur.
            Perang Vietnam adalah suatu pertunjukan maut.Kehancuran dibidang fisik menurut catatan statistik Departemen Pettahanan Amerika Serikat sanmpai April 1970. Kehancuran akhlak selama pendudukan Amerika Serikat dapat dilihat pada pertambahan yang menyolok angka pelacur dan pelayan bar.
2.Bersatunya Vietnam Utara dan Selatan
            Pada April 1975 Vietnam memasuki babak terakhir.Beberapa tahun sebelumnya rencana Amerika Serikat untuk mengundurkan diri dari Vietnam membuat kegelisahan Presiden Nguyen Van Thieu.Disini Amerika terdesak untuk segera pergi dari Vietnam karena terikat oleh perjanjian Paris 1973.Setelah 2 tahun 3 bulan setelah persetujuan Paris 1973, rezim Saigon menyerah tanpa syarat.Perubahan politik di Vietnam dan Khmer pada April 1975 terjadi sangat cepat.Pada 17 April Phnom Phen jatuh, 21 April Thieu meletakkan jabatannya.Moral tentara Saigon merosot secara drastis hingga banyak derah yang ditinggalkannya tanpa pertempuran.Bulan April 1975, berakhirlah suatu lakon dipanggung sejarah Asia Tenggara.Kejatuhan Saigon berarti sekitar 45.000.000 rakyat Vietnam berada dibawah komunisme Vietnam.


            Persetujuan Genewa 1954 yang membelah Vietnam menjadi dua tidak dipercayai Ho Chi Minh sebagai garis batas yang abadi. Pada 27 Januari 1973 Persetujuan Paris telah ditandatangani oleh Amerika Serikat, Vietnam Utara, Vietnam Selatan dan Viet Cong yang sebenarnya merupakan suatu integral dari strategi Viet Cong dan Vietnam Utara, untuk menguasai seluruh Vietnam sesuai dengan konsep Ho Chi Minh. Bagi kaum Komunis persetujuan ini sangat menguntungkan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa impak yang menoojol dari Persetujuan Paris 1973 adalah keruntuhan rezim Saigon dan cepatnya proses penyatuan Vietnam dibawah Hanoi.
            Perjuangan pembebasan FPNVS telah memegang teguh nilai kemasyarakatan yang sudah mengakar.Landasan itulah yang sekarang diuji oleh PSRVS dalam membangun negara atas dasar kemerdekaan, perdamaian dan kerukunan nasional.PSRVS telah membuktikannya sesaat pengambil alihan kekuasaan pemerintah yang berjalan begitu serempak tanpa kecanggungan.Tetapi nampaknya usaha penyatuan antara kedua Vietnam itu tidak terlalu lama lagi karena kesamaan bahasa dan kebudayaan, maka dapat dikatakan bahwa modal, moral maupun material sudah cukup memungkinkan untuk bersatunya kembali Vietnam. Sebagai langkah reunifikasi wakil Vietnam Utara dibawah pimpinan Thruong Chinh dengan wakil Vietnam Selatan adalah Pham Hung mengadakan pertemuan dan persetujuan atas:
a.       Pembentukan panitia yang akan menyelenggarakan pemilihan umum untuk menetapkan keanggotaan majelis Nasional seluruh Vietnam,
b.      Penetapan tanggal pemilihan umum,
c.       Penetapan tanggal sidang pertama dari badan hasil pemilihan umum.
Pada tanggal 25 April 1976 diselenggarakan pemilihan umum anggota majelis nasional Vietnam yang 2 bulan kemudian setelah pemilihan umum, terbentuklah negara kesatuan yang bernama Republik Sosialis Viet, yang memilih Hanoi sebagai ibukotanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar